CULA TAK SETAJAM UJUNG KULON

Cula Tak Setajam Ujung Kulon

Badak selalu identik dengan cula. Mengenai badak yang di sumatera dan kalimantan sama-sama memiliki cula yang berjumlah dua. Berbeda halnya badak yang ada di pulau jawa di Ujung Kulon, hanya memiliki cula satu.

Menurut Dedy Duryadi Solihin, peneliti Animal Biosystematics and Ecology dari Institut Pertanian Bogor (IPB), bahwa mengenai persamaan jumlah cula badak sumatera dengan yang di kalimantan tidak bisa terlepas dari sejarahnya, asal muasalnya. Badak yang ditemukan di kalimantan merupakan awalnya berasal dari sumatera.

Belakangan ada temuan penelitian mengenai peta geografis Sundaland Coastlines antara daratan sumatera dan kalimantan dahulunya menyatu. Ini berlangsung sekitar 21 ribu tahun yang lalu. 

Melalui kondisi inilah, badak yang sumatera 'hijrah', berpindah hingga ke wilayah kalimantan, mengingat badak merupakan binatang yang suka menjelajah.

Begitu daratan sumatera dengan kalimantan terpisah, mengalami proses pemisahan yang dibatasi oleh perairan laut yang luas, maka badak-badak kemudian terkategori di dua wilayah yang berbeda. 

Badak Kalimantan (Jongfajar Kelana)

"Badak tidak bisa berenang. Binatang yang tidak suka dengan air dalam. Mencebur di sungai yang berarus dan dalam saja tidak mau, apalagi mau menyeberang lautan. Mau tidak mau, badak terpisah. Ada yang di sumatera, ada juga yang di kalimantan," tuturnya pada Sabtu 15 Juli 2017.

Bagi badak, cula itu merupakan semacam alat untuk mempertahankan diri di lokasi habitatnya. Cula tercipta secara alamiah digunakan sebagai perbekalan hidup untuk perlindungan diri di tempat tinggalnya.

Secara ukuran, cula yang menempel pada badak kalimantan dan sumatera sama. Ukuran cula bagian depan terhitung sekitar 25 sampai 80 centimeter. 

Sementara cula yang berada di bagian belakang ukurannya lebih pendek ketimbang yang cula di bagian depan. Ukuran cula bagian belakang tidak lebih dari 10 centimeter.

''Cula badak yang di sumatera dan kalimantan tidak sama dengan yang di Ujung Kulon. Cula yang di sumatera dan kalimantan tidak setajam yang di Ujung Kulon. Cula badak sumatera dan kalimantan sedikit tumpul," ungkapnya kepada Tribun.

Perbedaan cula ini jelas dipengaruhi tempat tinggalnya. Cula yang dimiliki badak sumatera dan kalimantan tidak setajam dengan yang di jawa Ujong Kulon karena daerahnya tidak 'sekejam' di pulau jawa. 

"Unsur pemangsa yang di jawa ganas. Di sumatera dan kalimantan tidak terlalu ganas," tutur Dedy, yang mengaku sangat meminati penelitian konservasi genetik spesies hewan yang terancam punah ini.

Bandingkan lagi dengan badak yang ada di benua Afrika seperti Ceratotherium simum
badak putih Afrika dan Diceros bicornis badak hitam Afrika, bentuk cula lebih tajam lagi dari cula yang dimiliki badak Ujung Kulon.

"Cula badak afrika besar dan tajam. Unsur alamnya berat. Pemangsanya ragam, banyak singa. Bandingkan di kalimantan hanya macan dahan saja, di sumatera juga hanya macan, tidak ada singa," kata Dedy.

Punya Perbedaan Mencolok
Secara genetik DNA, badak Sumatera dengan badak yang mendiami di Kalimantan Timur bentuk yang berbeda. 

Badak kalimantan telah mengalami perbedaan meskipun masih dikategorikan masuk dalam satu spesies dengan badak sumatera Dicerorhinus sumatrensis.

Perbedaan ini berlangsung pada puluhan juta tahun yang lalu. karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Demikian disampaikan Dedy Duryadi Solihin, peneliti Animal Biosystematics and Ecology dari Institut Pertanian Bogor (IPB), kepada Tribun.

Dan juga, secara perbedaan morfologi, badak sumatera dengan di kalimantan ternyata juga berbeda subspesies. Ini pernah dilakukan penelitiannya sekitar tahun 1969.  

"Saya pelajari genetiknya, ada perbedaan hanya dua persen dengan yang badak sumatera," katanya melalui sambungan telepon selulernya, Sabtu 15 Juli 2017.

Namun dia menegaskan, meski genetiknya ada perbedaan dua persen, bukan berarti badak kalimantan bisa disebut sebagai badak yang menjadi spesies baru. Badak kalimantan bukan spesies baru dari badak sumatera.

"Saya teliti tidak ada perbedaan sampai tiga persen lebih, hanya dua persen saja. Kalau melebihi tiga persen lebih, berarti bisa kita kategorikan spesies baru," ujarnya, yang pernah juga menimba ilmu di University of Montpellier, Perancis, jurusan Molecular Biology.

Selain itu, perbedaan genetik antara badak sumatera dan kalimantan bisa dilihat dari adanya perubahan dari asam amino, sebuah material genetik yang berada dalam organisme badak. 

Menurutnya, perubahan tersebut dipengaruhi berbagai faktor seperti kondisi habitat tempat tinggalnya. Alam geografis antara sumatera dengan kalimantan sangat berbeda. Alamnya yang berbeda ini membuat badak beradaptasi.

"Sumatera coraknya lebih banyak dataran-dataran tinggi, sementara di kalimantan kondisnya lebih banyak rawa berdataran rendah," kata pria yang juga dikenal sebagai ahli Primatologi ini.

Sumber awal kemunculan badak ialah di kawasan asia. Yang di sumatera, merupakan bagian dari kedatangan dari badak asia. 

Sementara yang di kalimantan asal muasalnya dari sumatera. Badak asia ke pulau sumatera saja sudah beda, apalagi yang ke kalimantan pasti beradaptasi dengan tempat baru. 

"Badak sumatera dan kalimantan sudah terpisah dari nenek moyangnya di asia. Di Kalimantan juga sudah berubah. Di Kalimantan tekanan lingkungannya menghasilkan delapan titik perubahan pada gen," ungkapnya.

Selain itu, yang membuat berbeda lainnya ialah iklim dan sumber makanannya. Ketersediaan makanan di sumatera dengan kalimantan memiliki pola yang berbeda, inilah yang membuat perubahan metabolisme badak.

"Masing-masing (badak sumatera dan kalimantan) sudah lama tidak pernah ketemu. Pulaunya sudah dipisahkan lautan. Terjadilah perubahan sendiri-sendiri," tutur Dedy.

Yang menjadi pertanyaan menurut dia, apakah badak kalimantan yang ditempat lain seperti di Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan merupakan badak yang sama ?

"Sejauh ini belum ada di tempat lain. Masih diteliti. Masih kita temukan hanya di Kalimantan Timur. Mudahan-mudhan didapatkan individu yang baru. Akan dieksplorasi lagi, kita lihat bagaimana. Mudah-mudahan ada yang baru lagi," ujarnya.

Penemuan badak di Kalimantan Timur pun dianggap spontanitas, tiada diduga-diuga. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pernah menyatakan badak kalimantan sebagai binatang yang sudah punah.

Namun menginjak sekitar tahun 2011, muncul tiba-tiba badak yang tinggal di Kalimantan, ditemukan di Kutai Barat Kalimantan Timur. "Ternyata masih ada. Badak kalimantan masih ada tapi statusnya terancam punah," kata Dedy.[1] ( )




[1] Koran Tribunkaltim, “Badak  Sumatera di Kaltim; Cula tak Setajam Badak Ujung Kulon,” terbit pada Minggu 16 Juli 2017 di halaman depan bersambung ke halaman tujuh rubrik Tribun Line.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN